
Panyabungan - Acara Guest Lecturer yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon pada hari kamis, 27 November 2025 dengan tema yang sangat resonan, “The Power of Caring: Mengapa Guru PAI yang Peduli selalu menjadi favorit pelajar,” menawarkan sebuah refleksi mendalam mengenai esensi pendidikan karakter dalam konteks keislaman. Kehadiran narasumber terkemuka, Bapak Ali Jusri Pohan, M.Pd., yang juga menjabat sebagai KetuaProgram Studi PAI STAIN Mandailing Natal, memberikan otoritas akademis yang kuat pada diskusi ini. Lebih dari sekadar transfer ilmu, tema ini menyentuh inti hubungan guru-murid yang transformatif.
Konsep kepedulian (caring) dalam pendidikan agama Islam melampaui sekadar simpati; ia adalah manifestasi dari akhlak mulia dan teladan kenabian. Guru PAI yang peduli melihat setiap siswa bukan hanya sebagai objek pembelajaran, tetapi sebagai individu yang sedang berproses menuju kesempurnaan spiritual dan moral. Kepedulian ini diterjemahkan dalam tindakan nyata: mendengarkan keluh kesah, memahami tantangan pribadi, dan bahkan memberikan bimbingan moral di luar kurikulum formal. Inilah yang membuat Guru PAI yang peduli menjadi favorit, karena mereka memenuhi kebutuhan psikologis dan spiritual siswa, bukan hanya kebutuhan kognitif.
Di tengah arus informasi yang serba cepat, peran Guru PAI sangat krusial sebagai jembatan yang menghubungkan nilai-nilai agama dengan realitas kontemporer siswa. Ketika seorang guru menunjukkan kepedulian yang tulus, ia secara otomatis menjadi role model. Pelajar tidak hanya meniru cara guru beribadah, tetapi juga cara guru berinteraksi, memecahkan masalah, dan menunjukkan empati. Kepedulian adalah bahasa universal yang membuat ajaran agama menjadi relevan dan praktis, menjauhkan kesan bahwa pendidikan agama hanyalah sekumpulan dogma kering.

Tema Guest Lecturer PAI STAIN Mandailing Natal
Secara pedagogis, kepedulian adalah katalisator pembelajaran yang efektif. Lingkungan kelas yang diwarnai oleh kepedulian menciptakan rasa aman dan penerimaan. Siswa yang merasa diperhatikan akan lebih berani bertanya, mengambil risiko intelektual, dan berpartisipasi aktif dalam diskusi. Sebaliknya, pendekatan yang dingin dan hanya berorientasi pada nilai dapat mematikan minat belajar, terutama pada mata pelajaran PAI yang membutuhkan resonansi hati. Oleh karena itu, caring bukan hanya aspek sampingan, melainkan prasyarat untuk keberhasilan pendidikan karakter.
Kehadiran sosok-sosok penting seperti Kaprodi PAI UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, Dr. Siti Maryam Munjiat, S.S., M.Pd.I., beserta sekretaris Zahrotus Saidah, MA.Pd., menunjukkan komitmen institusi terhadap kualitas dan relevansi pendidikan PAI. Ini menyiratkan bahwa Jurusan PAI UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga menekankan pentingnya internalisasi nilai-nilai pengajaran yang empatik. Dukungan dari pimpinan akademik sangat penting untuk memastikan bahwa filosofi kepedulian ini terintegrasi dalam kurikulum dan praktik mengajar dosen serta calon guru PAI.

Bagi mahasiswa PAI semester 5 kelas E yang menjadi peserta utama, tema ini memiliki relevansi praktis yang mendesak. Sebagai calon pendidik, mereka harus menyadari bahwa kualifikasi akademik saja tidak cukup. Mereka harus membangun “modal sosial dan emosional” dengan calon murid mereka. Diskusi hari ini adalah kesempatan emas untuk membekali diri dengan paradigma bahwa keberhasilan mengajar PAI diukur bukan hanya dari nilai ujian siswa, tetapi dari sejauh mana mereka mampu membentuk karakter Islami siswa melalui interaksi yang penuh kasih sayang dan kepedulian.
Tentu, menjadi guru yang peduli di tengah beban kurikulum, administrasi, dan jumlah siswa yang banyak adalah tantangan. Namun, kekuatan kepedulian terletak pada kemampuan guru untuk memprioritaskan kualitas interaksi di atas kuantitas materi. Acara Guest Lecturer ini harus menjadi pemicu untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih manusiawi, di mana institusi memberikan dukungan yang memadai dan guru-guru PAI di seluruh Indonesia, seperti yang diwakili oleh STAIN Mandailing Natal dan UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon, terus memegang teguh prinsip pengajaran dengan hati.
Ayooo Semangat STAIN menuju IAIN (Tim Humas)