Berita / Kampus

MENAG: ASIA TENGGARA SIAP JADI PUSAT PERADABAN ISLAM BARU, KETUA STAIN MANDAILING NATAL: KAMPUS ISLAM HARUS JADI PUSAT ILMU DAN SPIRIT PERADABAN

Admin Humas - 20 Oktober 2025


Mandailing Natal: Dilansir dari berita kemenag.go.id, Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., menyampaikan pandangan visioner bahwa Asia Tenggara siap menjadi pusat peradaban Islam baru dunia sebagaimana Baghdad pada masa kejayaan Islam klasik. Hal ini disampaikan dalam forum Mesyuarat Menteri-Menteri Agama MABIMS ke-21 yang berlangsung di Melaka, Malaysia, Senin, 20/10/2025

Menag menegaskan bahwa dulu Baghdad dengan Baitul Hikmah-nya melahirkan hegemoni intelektual yang disegani dunia, dan kini saatnya Asia Tenggara mempersiapkan diri menjadi Baitul Hikmah baru bagi dunia Islam. Menurutnya, kawasan Timur Tengah telah menunaikan peran sejarahnya dalam membangun fondasi keislaman global, dan kini giliran Asia Tenggara, dengan stabilitas politik, ekonomi, dan sosial-budaya yang relatif baik, mengambil tongkat estafet untuk mengembangkan Islam berkemajuan dan berperadaban ilmu. Dengan stabilitas politik dan ekonomi yang dimiliki, Asia Tenggara berpotensi menjadi sorotan dunia sebagai pusat peradaban Islam yang baru, apalagi di tengah ketidakstabilan yang masih dihadapi sebagian negara Timur Tengah.

Menteri Agama menilai bahwa Indonesia, Malaysia, dan Singapura memiliki potensi besar untuk bersinergi dalam membangun ekosistem keilmuan dan kebudayaan Islam yang unggul. Ia menegaskan pentingnya memiliki obsesi besar untuk membangun martabat Islam bukan hanya melalui politik dan ekonomi, tetapi juga melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan integrasi peradaban. Menurutnya, kebangkitan peradaban Islam masa depan harus berakar pada integrasi ilmu agama dan ilmu umum, sebagaimana yang pernah ditunjukkan oleh Baitul Hikmah di Baghdad. Para ilmuwan muslim klasik pada masa itu menguasai ilmu umum namun juga seorang sufi, dan dengan kekuatan berpikir serta spiritualitas, mereka mampu membangun peradaban yang maju dan berkeadilan.

Menanggapi gagasan tersebut, Ketua STAIN Madina sekaligus Sekretaris Forum Rektor PTKN Indonesia, Prof. Dr. H. Sumper Mulia Harahap, M.Ag., menyatakan bahwa pernyataan Menag merupakan panggilan moral dan intelektual bagi seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Indonesia untuk memperkuat peran keilmuan dan kontribusi globalnya. Menurutnya, gagasan Menag sangat relevan dengan misi transformasi STAIN Madina sebagai kampus Unggul, Moderat dan Inovatif. Ia menegaskan bahwa momentum ini menjadi penting bagi PTKIN untuk menegaskan diri sebagai universitas Islam berkelas dunia yang melahirkan ilmu, inovasi, dan keteladanan.

Ketua menambahkan bahwa PTKIN hari ini tidak cukup menjadi lembaga pendidikan semata, tetapi harus menjadi penggerak perubahan sosial dan pusat integrasi ilmu yang berkontribusi nyata bagi kemanusiaan. Karena itu, penting memperkuat riset berbasis maqashid syariah, memperluas jejaring akademik internasional, dan menghadirkan Islam rahmatan lil ‘alamin dalam bentuk inovasi yang relevan dengan tantangan global.

Dalam forum MABIMS 2025, juga disepakati Program Semanis MABIMS Seharum Serantau yang mendorong optimalisasi fungsi masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan sosial dan ekonomi umat. Menag berbagi sejumlah praktik baik yang telah dilakukan Kementerian Agama RI dalam satu tahun terakhir, termasuk pengelolaan Masjid Istiqlal Jakarta yang menjadi masjid pertama di dunia meraih sertifikasi green building (The Excellence in Design for Greater Efficiencies/EDGE) dari International Finance Corporation (IFC) di bawah Bank Dunia.

Masjid Istiqlal juga menerapkan sistem daur ulang air wudu untuk penyiraman tanaman dan menjaga kebersihan lingkungan masjid, sekaligus menjadi model eco-masjid bagi dunia Islam. Selain itu, Kemenag melalui program Masjid Berdaya Berdampak (MADADA) telah menyalurkan pembiayaan qardhul hasan tanpa bunga kepada lebih dari 4.450 pelaku UMKM, serta memberikan pelatihan dan peningkatan kapasitas kepada 1.350 takmir masjid agar tidak hanya fokus pada aspek ritual, tetapi juga pemberdayaan ekonomi umat.

Menutup pernyataannya, Menag Nasaruddin Umar menegaskan bahwa arah baru peradaban Islam harus berakar pada ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan keberlanjutan sosial-ekologis. Dengan kekuatan pemikiran dan ketulusan spiritual, umat Islam dapat membangun ideologi, ekonomi, dan ilmu pengetahuan sebagai kekuatan baru peradaban. Asia Tenggara harus menjadi contoh Islam yang berilmu, beradab, dan berdaya saing global. Ketua STAIN Madina, Prof. Sumper Mulia, menambahkan bahwa semangat tersebut sejalan dengan paradigma ekoteologi Islam dan gerakan green campus STAIN Madina yang menempatkan ilmu dan iman sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan. “Kita ingin membuktikan bahwa Islam bukan hanya masa lalu peradaban, tetapi juga masa depan kemanusiaan,” tutupnya.

Share To :